Jumat, 07 November 2008

Review AS Roma 3-1 Chelsea

Kemenangan Roma atas Chelsea pada matchday keempat Liga Champions hari rabu dini hari tadi benar-benar di luar dugaan. AS Roma yang sebelumnya didera empat kali kekalahan beruntun di seri A ditambah kekalahan oleh Chelsea pada pertandingan Liga Champions sama sekali bukan tim yang diunggulkan untuk menang walaupun bermain dikandang sendiri, Stadion Olimpico. Sebaliknya, Chelsea yang baru menelan satu kali kekalahan dalam musim ini adalah tim superior di liga Inggris dan Eropa. Bahkan sebelumnya anak-anak asuhan Luiz Scolari ini sukses melibas Sunderland 5 gol tanpa balas.

Nah, untuk lebih jelasnya saya akan komentari penampilan pemain starter dari kedua tim ini.

AS Roma (4-3-1-2)

AS Roma bermain diluar skema biasa yang 4-2-3-1, pada formasi ini Luciano Spaletti tidak menempatkan seorangpun winger disisi lapangan. Yang ada 3 gelandang tengah yang bermain bertahan (Perotta, De rossi, Brighi) yang sesekali membantu penyerangan. Sementara untuk urusan sisi kiri dan kanan diserahkan kepada dua side back mereka (Cicinho, Panucci) yang bermain naik turun di babak pertama. Bergantian menyerang dan bertahan. Strategi yang dimainkan dua back ini sukses. Gol pertama Roma pun lahir dari kaki Christian Panucci yang masuk kecelah pertahanan John Terry cs. menyambut umpan crossing yang dilesakkan Cicinho setelah diawali oleh setpiece play yang diambil David Pizarro. Permainan AS Roma juga tidak melulu di tengah karena selain dua side back tadi, Mirko Vucinic yang dipasangkan sebagai tandem Totti juga sering melesak dari kiri maupun kanan.

Doni (goalkeeper)

Permainan kiper ini dalam pertandingan melawan Chelsea patut diacungi jempol. Deco, Lampard dan Anelka yang bergantian mencoba melakukan shooting jarak jauh dapat ditepisnya dengan brilian. Bahkan gol Chelsea yang bermula dari tendangan Deco lalu memantul kepada John Terry dapat dihalaunya dengan refleks yang baik, sayang bola rebound masih dapat dikuasai Terry yang langsung melakukan tedangan keras sehingga Doni pun kebobolan. Selebihnya, Doni fantastis.

Philippe Mexes (centerback)

Apa jadinya Roma tanpa orang ini? Permainan yang luar biasa disiplin, keras dan jatuh-bangun adalah karakter pemain asal Prancis ini. Marking ketatnya terhadap Anelka dibabak pertama dan Drogba dibabak kedua serta John Terry di setpiece play membuat ketiganya hanya dapat mendecak lidah. Kesal karena selalu dapat dihalau Mexes. Pemain ini layak masuk nominasi pemain bertahan terbaik eropa.

Juan (centerback)

Sebenarnya pemain internasional Brazil ini bermain cukup baik pada pertandingan semalam. Berkali-kali ia berhasil menghentikan dribble dari para gelandang Chelsea yang mencoba masuk ke kotak pertahanan AS Roma. Hanya, beberapa kesalahpahaman antara ia dan Doni dalam menghalau bola-bola crossing membuat saya menilainya pemain ini agak grogi semalam.

Cicinho (right back)

Ia bermain dalam karakter aslinya semalam sebagai seorang bek modern yang mempunyai kecepatan, dribble dan stamina yang tangguh. Berkali-kali ia berhasil menerobos sisi kiri pertahanan Chelsea yang dijaga Wayne Bridge, membuat para pendukung Chelsea ketar-ketir. Gol pertama pun lahir lewat umpan pemain yang ditransfer dari Real Madrid ini memanfaatkan kelengahan pemain Chelsea yang bertumpuk dikotak penalti pada waktu setpiece play membuat ia bebas melakukan crossing kekotak penalti dari sisi kiri pertahanan Chelsea.

Christian Panucci (left back)

Pemain ini ibarat anggur kualitas yahud buatan prancis. Makin tua makin luar biasa kualitas rasanya. Terbukti diumur 35 tahun pemain yang bisa berposisi sebagai bek tengah, bek kiri dan bek kanan ini sama sekali tidak menampakkan performa yang menurun bahkan makin konsisten. Gol pertama pun lahir dari kakinya yang menyongsong bola crossing Cicinho. John Terry dan Petr Cech pun bengong dibuatnya. Sementara pada waktu bertahan wakil kapten AS Roma ini mampu menghalau bola-bola crossing lawan dan mentackle para winger Chelsea yang terkenal jago.

Simone Perotta, Daniel De rossi, Matteo Brighi (central midfielder)

Sepanjang tiga puluh ment pertama tiga pemain ini tampak setia membantu para bek Roma mengawal jantung petahanan. Barulah setelah gol pertama dari Panucci para pemain ini tampak bermain lebih lepas. Perotta dengan badannya yang besar lebih sering menetap dibawah dan hanya naik pada waktu setpieces. De rossi yang dipersiapkan untuk menggantikan peran Totti di masa depan bermain naik turun. Umpan lobnya yang mengecoh para bek Chelsea pada Vucinic nyaris menambah kedudukan AS Roma. Sayang, Petr Cech mampu menahan tendangan keras Vucinic. Hal yang kurang diperlihatkan De rossi semalam adalah tidak adanya ia melepaskan tendangan jarak jauh ke gawang Chelsea yang merupakan salah satu keahliannya. Sementara Brighi bukan pemain spesial, tapi ia mampu menjawab kepercayaan yang diberikan Spaletti dengan bermain penuh semangat baik bertahan maupun menyerang. Gol kedua AS Roma merupakan buah kerja sama antara dirinya, Totti dan Vucinic.

David Pizarro (central midfielder)

Ia membuktikan diri sebagai pemain penuh skill. Ballkeeping yang dimainkannya membuat Chelsea nyaris tidak pernah merebut bola dari pemain asal Chile ini. Passing-passingnya akurat dan terkontrol dengan baik. Kecuali keahlian dalam melakukan middle shooting pemain ini layak disetarakan dengan Deco.


Francesco Totti (striker)

Diusianya yang sudah tidak muda lagi Totti tampaknya lebih memilih untuk melayani para “junior-juniornya”. Totti tidak pernah menahan bola lama-lama dikakinya. Alih-alih melakukan tendangan ke arah gawang untuk mencetak gol, pemain yang pernah mendapat anugrah golden boot dua musim sebelumnya ini lebih memilih melakukan umpan-umpan berkualitas yang terkontrol dengan baik.

Mirko Vucinic (striker)

Ialah aktor penting dari kemenangan Roma atas Chelsea semalam. Dengan tendangan keras ia berhasil menaklukan salah satu kiper terbaik eropa, Petr Cech. Kecepatan pun menjadi salah satu kelebihan pemain asal montenegero ini. Merebut bola dari Obi Mikel pada jarak sekitar 70 meter di depan garis gawang Chelsea, pemain ini melakukan dribel dengan kecepatan tinggi sebelum mengecoh Obi Mikel sekali lagi, Petr Cech dan mencetak gol.


Chelsea (4-5-1)

Ini formasi yag paling cocok bagi Chelsea sejauh ini. Kalau diuraikan kira-kira begini: 4 bek yang dua sidebacknya senantiasa naik turun membantu serangan dengan umpan-umpan crossing, 1 orang gelandang bertahan yang diperankan oleh pemain dengan mobilitas dan power yang tinggi, 2 gelandang serang yang mampu melakukan shooting jarak jauh dengan keras dan akurat, 2 winger dengan skill dribel dan kecepatan yang tinggi serta 1 orang penyerang dengan naluri mencetak gol luar biasa. Sama sekali tidak ada yang kurang dari chelsea yang memiliki pemain yang berkualitas untuk memainkan peran ini. Tapi hasil semalam berbeda. Chelsea yang menumpu serangan pada seorang Anelka didepan tidak berhasil mendobrak pertahanan Roma. Frustasi, mereka memilih melakukan tembakan jarak jauh lewat dua orang gelandang terbaik mereka, Frank Lampard dan Deco. Berhasil, ada ruang untuk melakukan tembakan tapi digagalkan ditangan kiper Alexander Doni yang bermain begitu gemilang. Tak menyerah, mereka menyerang dengan seluruh potensi yang ada, hingga sebuah serangan balik anak-anak Roma membuat mereka panik dan Deco memperlihatkan kepanikan tersebut dengan kartu kuning setelah lebih dahulu mengganjar Francesco Totti. Dan lewat setpiece play yang cepat mereka lengah dan kebobolan. 1-0 untuk Roma.

Babak kedua Big Phil menarik Joe Cole dan Florent Malouda den mengganti keduanya dengan Beletti dan Didier Drogba. Gagal. Beletti bermain penuh emosi sehingga mempengaruhi passing dan kontrol bolanya. Drogba juga sama saja. Dirinya yang menggantikan posisi Anelka sebagai striker tengah harus berhadapan dengan Mexes yang keras dan penuh semangat. Praktis bola-bola through pass kepadanya pun gagal total.

Petr Cech (goalkeeper)

Sebenarnya permainan kiper Ceko ini tidak begitu jelek semalam. Satu dua kali ia berhasil memotong umpan-umpan silang para pemain Roma. Duel 1 lawan 1 dengan Vucinic pun dimenangkannya. Tapi tiga gol dalam satu pertandingan adalah sesuatu yang patut disesali oleh kiper yang sebelum pertandingan ini baru kemasukan 4 gol dari semua kompetisi yang diikutu Chelsea.

John Terry (centerback)

Ia memperlihatkan wibawa seorang kapten dengan bermain penuh determinasi dan ngotot setelah ketinggalan tiga gol dibabak kedua. Hasilnya? Gol semata wayang Chelsea hadir lewat kakinya. Sayang itu tidak bisa membayar kesalahannya saat berhasil disalip Panucci waktu gol pertama AS Roma dan kelengahannya dalam menghentikan serangan tik tak AS Roma pada gol kedua.

Alex (centerback)

Gagal. Itu satu-satunya kata yang bisa saya pikirkan untuk mengomentari pemain pengganti Ricardo Carvalho yang sedang cedera ini.

Wayne Bridge (leftback)

Seandainya Ashley Cole yang bermain diposisinya semalam, hasil pertandingan akan lain. Ia tidak mempunyai kecepatan, crossing dan sense of defense sebaik Ashley Cole. Terbukti Cicinho dan Vucinic sering terlihat melewati pemain ini dalam melancarkan serangan dari sisi kiri pertahanan Chelsea.

Jose Bosingwa (rightback)

Jelas kualitas pemain ini lebih baik dari paulo fereirra yang lebih dulu mendarat di Chelsea dulu. Kecepatan, dribel dan crossing pemain portugal ini nyaris saa baiknya dengan Ashley Cole.

Obi Mikel (midfielder)

Dalam pertandingan melawan AS Roma sebelumnya tugas pemain ini sungguh enteng. Ia mengunci pergerakan kapten Roma, Francesco Totti yang lamban dan sudah uzur dengan mudah. Tapi kini perhatiannya sebagai seorang gelandang bertahan terbagi tiga antara Mirko Vucinic yang licin dan kencang, David Pizarro yang lincah dan berskill tinggi dan Totti sendiri. Tentu saja ia gagal. Gol ketiga AS Roma bahkan tercipta berkat kecerobohan pemain asal Nigeria ini. Kontrol bolanya yang lamban berhasil direbut oleh Vucinic yang langsung berlari kencang ke arah gawang Chelsea. Ia nyaris berhasil mengejar sebelum sebuah gerak tipu Vucinic mengecohnya dan lalu berhasil lepas sepenuhnya.

Deco, Frank Lampard (midfielder)

Kedua pemain berkualitas yahud ini bermain sangat apik semalam. Umpan satu dua yang cepat antar dua pemain ini menjadi tontonan yang menarik. Belum lagi tendangan jarak jauh keduanya yang akurata dan keras kearah gawang AS Roma. Sayang, semua tendangan mereka yang mengarah langsung kearah gawang berhasil digagalkan ole kiper AS Roma, Doni. Penampilan Chelsea pun sedikit ternoda semalam karena kartu merah yang diterima Deco karena kecerobohannya.

Florent Malouda, Joe Cole (winger)

Dua duanya ahli dribel kelas yahud yang dimiliki Chelsea. Tapi keahlian tersebut gagal dieksploitasi keduanya. Dribel mereka berkali-kali dipatahkan setelah berhadapan dengan para gelandang dan bek Roma. Dua-duanya pun dicap gagal dan diganti oleh Beletti dan Drogba di babak kedua.

Nikolas Anelka (striker)

Tiga gol yang dilesakkan pemain asal prancis ini pada pertandingan melawan Sunderlan beberapa hari sebelumnya tidak berarti apapun semalam. Gerendel Roma gagal didobraknya. Ia pun harus gigit jari karena senantiasa gagal menembuas pertahanan Roma.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Comment Here!